Unknown On Rabu, 25 September 2013



Yo! Ohisashiburi!!
Jumpa lagi dengan saya dalam acara… #PLAK!! Sejak kapan dalam blog ada acara?! *ngimpi!*

Oke, oke! Tanpa basa-basi, kali ini saya akan membahas tentang macam-macam majas yang di dapat dari berbagai sumber (gomen, sumbernya lupa saya catat karena ini tugas waktu aku SMA kelas 2, jadi ceritanya waktu itu browsing lewat hape karena keasikan cari tugas sehingga majas yang saya dapat ternyata sangat banyak (_ _v; )

Semoga bermanfaat!! Dozoooo!!! (^o^)//

·        Majas Perbandingan

1.      Alegori
Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
yang kadang-kadang sulit ditebak ke dalamnya, yang rela menerima segala sampah dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

2.      Alusio
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

3.      Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung seperti layaknya, bagaikan, dll.
Contoh: Kasih ibu itu hangat layaknya sinar mentari pagi.

4.      Sinestesia metafora
Ungkapan yang berhubungan dengan suatu indera untuk dikenakan pada indera lainnya.
Contoh: Aku menyukai padang rumpun karena suaranya tenang sekali.

5.      Parsprototo
Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: sejak kemarin dia tidak terlihat batang hidungnya.

6.      Aptronim
Pemberian nama yang cocok dengan sifat/pekerjaan seseorang.
Contoh: Si gemuk itu makan saja dari tadi.

7.      Metonimio
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, cirri khas atau atribut.
Contoh: Pelaku tabarak lari itu menaiki kijang kapsul hitam

8.      Hipokorisme
Penggunaan nama timingan/kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib. Contoh: kucing Mina sangat manis menawan, karena itu Mina sangat menyukainya.

9.      Eufisme
Penggunaan kata-kata yang dipandang tabu/dirasa kasar dengan kata lain yang lebih pantas/dianggap halus.
Contoh: dimana saya dapat menemukan kamar kecil?

10.  Fable
Menyatakan perilaku binatang yang dapat berpikir dan bertutur kata / orang yang berperilaku seperti binatang.
Contoh: perilakunya seperti ular yang menggeliat.

11.  Eponym
Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh: kita bermain di rumah Lina.

12.  Simbolik
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh:


13.  Totumproparte
Pengungkapan seluruh objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh: Indonesia bertanding melawan Thailand.

14.  Oksimoron
Menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh: cinta membuatnya bahagia tapi juga membuatnya menangis.

15.  Paradox
Pengungkapan dua hal yang seolah-olah bertentangan namun sebenarnya keduanya juga benar.
Contoh: gajinya besar tapi hidupnya melarat.

16.  Antitetis
Menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Contoh: Hitam dan putih adalah warna kesukaanku.

17.  Sarkasme
Sindiran langsung dan kasar.
Contoh: masa menulis saja tak bisa, bodoh sekali kamu!

18.  Apofasis
Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Contoh: saya tidak mau mengungkapkannya dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang Negara.

19.  Pleonasme
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas/ menambhakan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:

20.  Repetisi
Pengulangan kata, frase dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh: orang-orang, murid-murid,

21.  Pararima
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata / bagian kata yang berlainan.
Contoh: huru-hara, plin-plan, putra-putri, dsb.

22.  Aliterasi
Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh: keras-keras kena air lembut juga.

23.  Paralelisme
Pengulangan dengan menggunakan kata, frase/klausa yang sejajar.
Contoh: jika kamu minta, aku akan datang.

24.  Tautology
Pengulangan kata dengan menggunakan sinonim.
Contoh: kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan.

25.  Sigmatisme
Pengulangan bunyi ‘s’ untuk efek tertentu.
Contoh:

26.  Antanaklasis
Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Contoh:

27.  Klimaks
Pemaparan pikiran / hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contoh: Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.

28.  Antiklimaks
Pemaparan pikiran/hal yang berturut-turut dari yang kompleks menurun kepada yang sederhana.
Contoh: Ketua pengadilan negeri itu adalah orang kaya, pendiam dan tidak terkenal namanya.

29.  Inverse
Menyebutkan terlebih dahulu prediket dalam suatu kaliamt sebelum subjektifnya.
Contoh: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat perangainya.

30.  Retoris
Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam kalimat tersebut.
Contoh: inikah yang kau namai bekerja?

31.  Ellipsis
Penghalang satu/beberapa unsure kalimat, yang dalam susunan normal unsure tersebut seharusnya ada.
Contoh: risalah derita yang menimpa ini.

32.  Koreksio
Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru/kurang tepat kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Contoh: silahkan pulang, saudara-saudara, eh, silahkan makan.

33.  Polisindenton
Pengungkapan suatu kalimat/wacana dihubungkan dengan kata penghubung.
Contoh:

34.  Interupsi
Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan diantara unsur-unsur kalimat.
Contoh: tiba-tiba ia –suami itu, disebut oleh perempuan lain.

35.  Ekskalsamasio
Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Contoh: Wah! Biar ku peluk dengan tangan menggigil!

36.  Enumerasio
Berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Contoh: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya terpadu membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.

37.  Preterio
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud sebenarnya.
Contoh:

38.  Alonim
Menggunakan varian dari nama untuk menegaskan.
Contoh:

39.  Kolokasi
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Contoh:

40.  Silepsis
Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Contoh: ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

41.  Zeugma
Silepsis dengan menggunakan kata yang tidak logis/tidak dramatis untuk konstruksi sintaksis yang keduanya sehingga menjadi kalimat rancu.
Contoh:


Maaf kalo contohnya gak semua yang saya dapat (_ _v
ini juga, post dadakan :v

Leave a Reply

Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari teman2 semua!

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments